Skip to content

Peremajaan Kelapa Sawit Untuk Tingkatkan Pendapatan Petani dan Kemajuan Sawit Indonesia

27 Juli 2022, 09:17 WIB

Musi Banyuasin – Pertumbuhan perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2017 termasuk salah satu yang tertinggi di dunia. Indonesia hanya tertinggal dari Tiongkok di peringkat pertama. Sektor pertanian menjadi urutan teratas yang mampu mendongkrak pertumbuhan perekonomian Indonesia terutama di perkebunan. kelapa sawit yang menjadi andalan di sektor perkebunan tentunya juga mendapatkan perhatian pemerintah terutama perkebunan rakyat. 

Dengan umur tanaman kelapa sawit yang sudah banyak di kisaran 20-25 tahun, tentu saja memerlukan peremajaan dan  menjadi hal yang wajib. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ketika bersama  Presiden  Jokowi dalam acara “Penanaman Perdana Program Peremajaan Kebun Kelapa Sawit dan Penyerahan Sertifikat Tanah Untuk Rakyat Oleh Presiden Republik Indonesia”.Presiden Jokowi menyatakan akan mengawasi semua kegiatan ini. Sekarang dimulai dari Sumsel, kemudian Sumatera Utara dan kemudian Riau. “Kita mulai Sumsel, bulan depan masuk Sumatera Utara, bulan depan Riau. Tahun ini ke Sumatera tahun depan Kalimantan Tahun ini peremajaan, awal 2019 di cek”, ujar Jokowi dengan serius. Dengan potensi lahan yang luas, hakikatnya Indonesia sebenarnya mampu menguasai pangsa sawit dunia. “Bibit kalau gede produksinya 8 ton yang biasanya 2 ton. Kalau swasta bisa, petani pekebun juga harus bisa. Kalau sawit berjalan, bergerak lagi ke karet, kopi, kakao, pala”, tambah Jokowi.

Peremajaan kelapa sawit ini dilakukan di areal seluas 4.446 hektare dan melibatkan 2.032 orang petani yang menerima bantuan. Peremajaan ini juga dikhususkan bagi perkebunan rakyat dengan kepemilikan lahan paling banyak 4 hektar per petani. “Syarat yang diremajakan harus clean dan clear, peremajaan akan dikelola bersama-sama secara cluster dengan koperasi, batasan perkebunan rakyat maksimum 4 ha per keluarga, bermitra dengan BUMN dan perusahaan besar. Pembiayaan replanting disediakan oleh  BPDP kelapa sawit 25 juta per ha, tumpang sari (dan bibit) oleh Menteri Pertanian”, Jelas Menko Perekonomian Darmin Nasution yang turut hadir.

Kementerian Pertanian memberikan bantuan berupa bibit kelapa sawit bersetifikat yang mampu panen hingga 4 kali lipat dari kondisi saat ini. Petani kelapa sawit saat ini hanya menikmati panen di kisaran 2,5 ton CPO per hektar per tahun, namun dengan bibit yang disediakan oleh Kementerian Pertanian mampu menghasilkan 8 ton CPO per hektar per tahun atau setara 32 ton tandan buah segar. Selain itu Kementerian Pertanian juga memberikan bantuan berupa bibit jagung dan kedelai untuk di integrasikan dengan kelapa sawit. Dengan demikian petani akan tetap berpenghasilan sambil menunggu panen sawit perdana.

Optimalisasi lahan menjadi salah satu fokus Kementerian Pertanian. Oleh karena itu, integrasi sawit dan jagung serta kedelai dianggap penting oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Selain Menko Perekonomian dan Menteri Pertanian, turut mendampingi Presiden Jokowi Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil.

Source: www.infosawit.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *